Minggu, 13 Mei 2018

URGENSI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN USAHA PENANGKALAN RADIKALISME

URGENSI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN USAHA PENANGKALAN RADIKALISME

Belakangan ini, istilah terorisme berkembang sedemikian rupa dlam tampilan dan tujuan yang berbeda. Pendek kata, terorisme bertujuan menimbulkan keresahan publik, mengacaukan stabilitas politik, kepentingan ekonomi, bahkan untuk kepentinganpribadi.

Aksi terorisme ini mencederai rasa damai dan aman yang kita butuhkan maka apapun bentuknya, terorisme adalah musuh kita bersama. Ada beragam penelitian tentang akar dan cara menanggulangi terorisme. Namun, ada satu hal yang menjadi kunci dari semuanya, yakni kemampuan manusiawi untuk melihat dunia dengan kaca mata yang lebih luas dari kepentingan diri, keluarga ataupun kelompoknya.

Pendek kata, kemempuan manusia untuk melampaui kepentingan sempit diri dan kelompoknya, lalu melihat dari sudut pandang orang lain, serta kepentingan yang lebih besar. Maka, salah satu hal apa yang bisa di tawarkan dalam usaha penanggulangan radikalisme terutama untuk generasi muda?
Penulis beranggapan salah satu yang urgen untuk dilakukan adalah “pendidikan kebudayaan.”
Dimana, pendidikan tetap menjadi jalur alternatif bagi gerak perubahan sosial, dan “Setia” digaris kemanusian. “sebab bangsa kita adalah multikultur, beda suku, etnis dan agama.
Sebagai contoh dari pendidikan budaya adalah dengan cara mengenalkan generasi muda untuk cinta akan budaya bahkan salah satu Founding Father Soekarno menaruh oerhatian besar terhadap kebudaan dan seni indonesia tercatat ia pernah menjadikan rumah pribadinya sebagai sarana latihan tari. Penulis yang tidak ada pengalaman dibidang seni dan budaya menyadari kehadiran sanggar musik etnic, teater, dan lain sebagainya secara implisit telah berperan dalam membentuk mental para anggotanya yang sudah tentu penduduk Indonesia dan terutama pemuda.

Budaya itu tidak dapat disebut buruk atau baik, budaya itu netral, tidak ada budaya tinggi dan tidak ada budaya rendah, tidak ada budaya yang benar dan tidak ada budaya yang salah dan yang harus kita pahami bahwa budaya itu kenyaataan hidup yang harus dihargai oleh siapapun itu. mengenal konteks kebudayaan yang begitu luas di Indonesia ini tidak dengan kacamata kuda merupakan modal dasar terciptanya toleransi untuk menangkal radikalisme yang akhir-akhir ini marak terjadi.
.
wallahu 'alam bissawab
.
**Oleh Apriadi

2 komentar: